Selasa, 02 Maret 2010

Berbagai Aplikasi untuk WEB

Dalam rekayasa perangkat lunak, suatu aplikasi web (bahasa Inggris: web application atau sering disingkat webapp) adalah suatu aplikasi yang diakses menggunakan penjelajah web melalui suatu jaringan seperti Internet atau intranet. Ia juga merupakan suatu aplikasi perangkat lunak komputer yang dikodekan dalam bahasa yang didukung penjelajah web (seperti HTML, JavaScript, AJAX, Java, dll) dan bergantung pada penjelajah tersebut untuk menampilkan aplikasi.
Aplikasi web menjadi populer karena kemudahan tersedianya aplikasi klien untuk mengaksesnya, penjelajah web, yang kadang disebut sebagai suatu thin client (klien tipis). Kemampuan untuk memperbarui dan memelihara aplikasi web tanpa harus mendistribusikan dan menginstalasi perangkat lunak pada kemungkinan ribuan komputer klien merupakan alasan kunci popularitasnya. Aplikasi web yang umum misalnya webmail, toko ritel daring, lelang daring, wiki, papan diskusi, weblog, serta MMORPG.
1.Fusebox
Salah satu contoh aplikasi untuk web ialah Fusebox.Fusebox adalah suatu metodologi untuk pengembangan aplikasi web. Fusebox telah diciptakan untuk menyederhanakan aplikasi web dengan membaginya ke dalam banyak bagian. Fusebox telah diberi nama dan dirancang sedemikian rupa. Gagasannya adalah, jika suatu bagian dari Fusebox aktif berhenti, aplikasi lainnya tetap dapat bekerja. Fusebox awalnya diciptakan untuk Cold Fusion tetapi kemudian dikembangkan ke PHP. Fusebox telah dirancang untuk menyederhanakan aplikasi web dalam banyak cara. Dengan Fusebox, aplikasi web kompleks menjadi mudah untuk mengubah, mudah untuk memahami, mudah untuk mengatur dan mudah untuk memperbaiki. Sebagai contoh, katakanlah anda mempunyai suatu usaha dengan website milik sendiri. Dan anda sedang meninggalkan usaha tersebut ke orang lain dan tidak sempat menjelaskan bagaimana website tersebut bekerja. Dengan Fusebox, seseorang dengan secara relatif yang tidak memiliki pengetahuan tentang aplikasi anda dapat duduk dan menggambarkannya hanya dalam hitungan menit. Hal ini tentunya menghemat banyak waktu.
Untuk melakukan percepatan dalam pembuatan ataupun melakukan perubahan terhadap suatu aplikasi Fusebox menggunakan metoda FLIP (Fusebox Lifecycle Process) sebagai dasar project management pembuatan aplikasi yang hasil akhirnya menggunakan framework fusebox (http://www.fusebox.org) sebagai framework aplikasi berbasis web yang menggunakan php sebagai bahasa pemrogramannya. Mengapa kami menggunakan Fusebox sebagai framework? Berikut ini adalah keuntungan dalam penggunaan fusebox adalah sebagai berikut :
• Bergabung banyak developer-developer lain menggunakan arsitektur standar di dunia.
• Komunitas Besar dan terus berkembang diantara para developer.
• Meningkatkan produktifitas
• Memudahkan membuat code yang dapat digunakan kembali
• Maintenance code program menjadi lebih mudah.
• Produktivitas Tim Development lebih meningkat.
Lebih Lanjut penjelasan mengenai FLIP adalah manajemen proyek melalui pendekatan planning, architecting, coding dan testing pada aplikasi fusebox. FliP dibuat untuk menghambat sampai 70% kesalahan yang umumnya dilakukan pada saat membuat aplikasi. Salah satu mantra FliP yang sangat mendasar adalah “Client tidak dapat memberitahu anda apa yang mereka inginkan untuk membuat sampai mereka sendiri yang melihatnya”.Bila mereka tahu secara pasti apa yang mereka inginkan dari awal, tentunya mereka tidak membutuhkan arsitek software. Mereka akan berpikir keras apa yang mereka inginkan, tetapi kebanyakan tidak akan melakukan hal itu. Bila anda menunggu sampai aplikasi dicoding untuk kemudian diperlihatkan, kebutuhan akan perubahan oleh pelanggan akan menjadi lebih sulit dan menambah biaya untuk implementasi. Atas dasar pemikiran tersebut, FliP fokus pada kesepakatan kebutuhan aplikasi sebelum coding dimulai.
FliP terdiri dari beberapa fase antara lain :
• Wifeframing
Wireframe adalah pembuatan kerangka sederhana sebagai bagian pembuatan aplikasi. Wireframe tanpa grafik, dan hanya fokus pada menampilkan Alur aplikasi dan proses bisnis apa yang akan dilihat oleh client.
• Design Templates
Pada langkah ini, kerangka visual interface dibuat.
• Prototype dengan Catatan untuk Developer
Menggunakan wireframe sebagai peta alur aplikasi, dan menggunakan Design Template sebagai basis user interface, prototype dibuat. Prototype terdiri dari HTML statis; tanpa code program yang sudah ditulis. Hal ini memudahkan perubahan pada prototype. Client dapat melihat prototype dan mengisikan komentar maupun pertanyaan pada Catatan Developer (DevNotes), diskusi sederhana pada sebuah forum untuk setiap halaman prototype. Berdasarkan komentar-komentar ini, prototype diperbaiki sampai pelanggan puas terhadap prototype yang menggambarkan aplikasi yang akan mereka buat. Pada point ini, prototype akan dibekukan untuk mengurangi perubahan di masa yang akan datang. Tujuan tersebut agar hal tersebut menjadi final bagaimana sebuah kode aplikasi akan terlihat dan berfungsi. Beberapa orang menyebutnya “Front end” Prototype, saat ini faktanya Prototype FliP menjadi “Front end” aplikasi final.
• Arsitektur & Fusedocs
Saat prototype selesai, arsitek menurunkan aplikasi tersebut ke dalam circuit, fuseaction dan fuses. Fase ini sebagai referensi dalam membuat bagan dokumen.
• Coding
Menggunakan Fusedoc, programmer menulis setiap file fuse kedalam spesifikasi pada setiap fusedoc.


Test
Melakukan pengetesan pada setiap file fuse. Yang akan dilakukan secara berulang pada sebuah file fuse dan digunakan untuk konfirmasi pada fungsi fuse dengan menyediakan variabel.

2.WEB SEMANTIC
Web semantik merujuk kepada kemampuan aplikasi komputer untuk lebih memahami bahasa manusia, bukan hanya bahasa yang baku dari para penggunanya tetapi juga bahasa yang lebih kompleks, seperti dalam bahasa percakapan sehingga memudahkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan mesin. Web semantik dapat mengolah bahasa dan mengenali homonim, sinonim, atau atribut yang berbeda pada suatu database.
Istilah web semantik itu sendiri diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang, prinsip web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World Wide Web. Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan web semantik. Web semantik menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description Framework Schema) dan OWL.
Tim Berners-Lee berkata:

‘’People keep asking what Web 3.0 is. I think maybe when you've got an overlay of scalable vector graphics - everything rippling and folding and looking misty - on Web 2.0 and access to a semantic Web integrated across a huge space of data, you'll have access to an unbelievable data resource‘’





Referensi : Google Search Engine

1 komentar:

  1. terkait dengan implementasi web semantic, bisa diunduh artikel berikut http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/978/1/11106683.pdf

    BalasHapus